By: UCI FADILAH ABZAH
Cita-cita yang aku impikan dari dulu adalah
menjadi seorang penulis, penulis yang semua karya-karyanya disukai oleh
masyarakat, membawa pengaruh positif, dan membuat semua para pembacanya percaya
diri, tapi entah apakah aku bisa. Semua keluargaku tidak mendukungku menjadi
penulis. Ayahku, ibuku, paman, bibi, dan nenek, bahkan sepupu-sepupuku, mereka
bilang bahwa menjadi seorang penulis tidak menjamin kehidupan. Mereka tidak tau
maksudku, mereka hanya mementingkan derajad dan harta, karena ayahku seorang pengusaha,
dan ibuku pemilik butik terkenal, bukan berarti aku harus menjadi seperti
mereka, apa gunanya gelar, jika kita tidak menginginkannya? Aku berusaha
mengerti kemauan mereka, tapi tidak bisa. Aku tidak bisa menghentikan hobiku menulis
sebuah karangan, itu yang menyebabkan aku kabur dari rumah, aku meninggalkan
mereka, aku ingin jauh dari mereka, meskipun aku tau mereka cemas padaku. Tapi
kurasa inilah yang terbaik, aku tidak sanggup lagi hidup
serumah dengan mereka, aku tertekan. Tapi aku sedih harus meninggalkan kakek,
dialah satu-satunya orang yang tak pernah melarangku. Orang yang selalu
membelaku saat aku terpojokkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar