Jumat, 05 Juli 2013

1

By: UCI FADILAH ABZAH

Cita-cita yang aku impikan dari dulu adalah menjadi seorang penulis, penulis yang semua karya-karyanya disukai oleh masyarakat, membawa pengaruh positif, dan membuat semua para pembacanya percaya diri, tapi entah apakah aku bisa. Semua keluargaku tidak mendukungku menjadi penulis. Ayahku, ibuku, paman, bibi, dan nenek, bahkan sepupu-sepupuku, mereka bilang bahwa menjadi seorang penulis tidak menjamin kehidupan. Mereka tidak tau maksudku, mereka hanya mementingkan derajad dan harta, karena ayahku seorang pengusaha, dan ibuku pemilik butik terkenal, bukan berarti aku harus menjadi seperti mereka, apa gunanya gelar, jika kita tidak menginginkannya? Aku berusaha mengerti kemauan mereka, tapi tidak bisa. Aku tidak bisa menghentikan hobiku menulis sebuah karangan, itu yang menyebabkan aku kabur dari rumah, aku meninggalkan mereka, aku ingin jauh dari mereka, meskipun aku tau mereka cemas padaku. Tapi kurasa inilah yang terbaik, aku tidak sanggup lagi hidup serumah dengan mereka, aku tertekan. Tapi aku sedih harus meninggalkan kakek, dialah satu-satunya orang yang tak pernah melarangku. Orang yang selalu membelaku saat aku terpojokkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar